Entri Populer

Jumat, 09 Maret 2018

Come on! Takdirmu Sudah Dimulai

takdir-hidup (sumber : islamkafah.com)

Aku percaya bahwa apa yang terjadi padaku hari ini, kemarin, besok, adalah bentuk dari rencana Tuhan dalam hidupku. Aku tidak pernah menyesal karena sesuatu telah terjadi dalam hidupku, baik itu rasa sedih, marah, maupun kecewa. Seperti halnya aku yang lahir dari rahim Ibuku, aku tidak pernah menyesali sedikit pun meski keadaan mungkin membuatku akan berpikir seperti itu. Namun, untuk sampai detik ini, aku tidak pernah membiarkan pikiranku terlalu liar sejauh itu.

Masa depan, jodoh, maut, dan rizki, tidak akan pernah ada yang tahu. Aku hanya menjalankan apa yang harus aku jalankan saat ini. Urusan masa depan, biar Tuhan yang atur. Aku tidak punya hak untuk cemas dan khawatir akan hal itu. Sebab, yakin bahwa Tuhan sudah menuliskan segalanya di atas sana yang bernama 'Lauhul Mahfudz'. Jadi, perasaan itu kubuang jauh-jauh untuk lebih memilih menjalankan hari-hari dengan perasaan senang dan pikiran yang positif serta optimis.

Hei, kamu tahu apa yang paling kutakutkan di dunia ini? Yaitu 'perubahan'. Aku takut, waktu semakin lama semakin berlalu, dan semua akan berubah meninggalkan perbedaan, namun aku tetap sama dari diriku yang dulu. Aku takut, mereka semakin jauh meninggalkan aku. 

Namun kurasa, perubahan memang perlu untuk membuat diri lebih berani menghadapi dunia, untuk membuat diri lebih berani mengambil langkah, untuk membuat diri tidak jatuh pada kesalahan yang sama, untuk membuat diri bisa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Apa yang terjadi padaku hari ini, aku menganggapnya sebagai suatu langkah perubahan yang kuambil untuk membuat aku lebih berani dalam menghadapi dunia. Jujur, detik saat aku sampai menggerakkan penaku pada paragraf ini, aku masih bertanya-tanya akan rencana Tuhan yang begitu misterius. Aku termasuk orang yang sering dan banyak bertanya pada diri sendiri. Entah itu tentang apa yang terjadi hari ini, saat aku menemui beberapa orang yang tidak sepaham denganku, saat aku bisa sampai di suatu tempat dengan keingintahuanku akan hal itu, dan masih banyak hal yang selalu membuatku ingin bertanya. 

"Oh Tuhan, apakah aku ada di tempat ini karena aku tersesat?" Tanyaku pada diri sendiri.

Iya, aku bisa sampai berpikir bahwa aku sedang tersesat jika aku sudah sampai di batas aku tidak bisa lagi memahami akan takdir Tuhan padaku.

"Hei, Lin, kamu nggak tersesat. Kamu ada di sini, karena suatu hal yang Tuhan rencanakan untukmu." Lanjutku dalam hati.

Iya, aku paling percaya bahwa apa yang terjadi dalam hidupku, adalah bagian dari rencana Tuhan. Mungkin, aku tidak harus mengerti dan memahami bagian perbagian dari rencana itu, sebab aku juga tidak memiliki kemampuan untuk hal itu. 

"Jika bukan tersesat, lalu apakah ini suatu kebetulan?" Tanyaku pada diri sendiri dengan rasa penasaran yang semakin memuncak.

Kebetulan? Tidak. Mungkin saja. Ah, tidak. Tidak ada kebetulan di dunia ini. Bagian perbagian yang dituliskan Tuhan pada lembar kertas kehidupanku, yang disebut Lauhul Mahfudz, yang kalau aku bisa menyebutnya, itu adalah 'Takdir', sudah ditetapkan sebelum aku ada di bumi.

"Takdir? Jika ini takdir, aku akan percaya." Ucapku pada diri sendiri. 

Takdir adalah suatu hal yang pasti terjadi pada umat manusia. Namun, setahuku ada takdir yang bisa dirubah, dan ada takdir yang tidak bisa dirubah. Aku tidak akan membahasnya lebih jauh lagi, karena itu bukan keahlianku. 

Hingga detik ini, butuh waktu yang sangat lama bagiku untuk mengerti dan memahami hal yang terjadi dalam hidupku. Seperti yang kamu tahu, aku orang yang selalu banyak bertanya pada diri sendiri. Bahkan ketika memutuskan sesuatu, butuh waktu yang cukup lama bagiku untuk menimbang baik buruknya hal itu. 

"Apa aku harus datang ke sini?" Tanyaku pada diri sendiri.

"Tapi, kenapa aku harus datang ke sini? Jika tanpa aku, semua akan baik-baik saja. Toh, bisa saja bagiku untuk berbohong, kalau aku tidak bisa datang karena suatu hal lain. Jika aku tidak datang, mau apa mereka?" Lanjutku menggerutu dalam hati.

Ya! Tidak akan pernah habis pertanyaan demi pertanyaan yang kuajukan pada diri sendiri. Mungkin, diri ini pun tidak tahu jawabannya apa. Bahkan kamu pun tidak mengerti apa yang kulakukan. Kamu bisa mengatakan kalau aku ini sudah tidak waras. Namun, setidaknya aku menyukai saat aku selalu memberi pertanyaan pada diriku sendiri, yang pada akhirnya aku mencoba untuk menjawab semua pertanyaan konyolku itu, yang kalau aku bilang aku punya kekuatan tersendiri dari dalam diriku, yang kalau aku bilang aku punya penasihat yang ada dalam diriku, yang kalau aku bilang aku punya teman yang asyik untuk diajak ngobrol, tidak lain tidak bukan, yaitu diri sendiri.

Aku selalu mengatakan pada diriku sendiri bahwa mencoba untuk sedikit lebih berani itu tidaklah buruk, bahwa mencoba untuk sedikit lebih berani itu lebih baik daripada terlihat seperti seorang pengecut, bahwa mencoba suatu hal yang baru itu tidaklah susah. 

Ayolah, ini duniamu. Ini tempatmu. Setidaknya, langkah kecil yang kau lakukan hari ini menentukan bagaimana dirimu di masa depan. Biarkan yang terjadi hari ini terjadi, karena tidak ada kesempatan untuk mengelak. Tidak ada alasan untuk tidak melakukan. Tidak ada pilihan selain kau harus memilih. Come on! Takdirmu sudah dimulai dan biarkan perubahan itu membawamu pergi keluar ke dimensi yang berbeda.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Silahkan di coment yah,,,,
Tapi harus memenuhi etika-etika dalam berkomentar ^^
Jangan menggunakan kata-kata kasar maupun menyinggung individu ataupun kelompok,,,, OOOKKK!!! ^^