Entri Populer

Jumat, 30 Maret 2018

Memory yang Tak Terlupakan




Menikmati waktu sendiri adalah hal yang paling tepat untuk mengetahui siapa diri ini. Aku sering melakukannya, meski terlihat seperti kesepian dan butuh ditemani.

Kadang-kadang, menikmati waktu sendiri itu bukan berarti karena kita ini kesepian dan butuh ditemani. Bisa jadi, ya karena kita memang butuh waktu sendiri untuk mengenal siapa diri ini dengan lebih lagi.

Kita perlu sesekali, duduk di bawah langit yang indah ini, agar tahu bahwa banyak hal yang sebenarnya telah kita lewati. Waktu terhadap diri sendiri yang banyak terkuras habis hanya digunakan untuk terus bekerja, menyiksa diri sendiri.

Tubuh ini bukan robot, yang 24 jam digunakan untuk hanya bekerja seharian. Dari malam ketemu pagi, begitu seterusnya tiada henti. Kadang-kadang, rasa cemas dan khawatir pun ikut menghantui akan apa yang terjadi di esok hari nanti.

Berhentilah sejenak dan nikmati indahnya langit hari ini, kawan. Awan yang putih, menyelimuti hati dan burung pun ikut menghibur dengan ikut bernyanyi. 

Lihatlah laut itu, warnanya biru toska, begitu serasi dengan pantulan sinar matahari. Lihatlah pepohonan hijau nan rindang itu, begitu sejuk kala mata melempar pandangan. Lihatlah mereka, yang tahu bagaimana cara membahagiakan diri. 

Duduk menikmati secangkir kopi dengan sang kekasih ataupun hanya sendiri. Yang penting mereka tahu bagaimana cara membahagiakan diri sendiri.

Alam ini indah, dan Tuhan telah menciptakan-Nya. Jangan kau katakan aku makhluk sepi, apalagi butuh dikasihani. Aku duduk sendiri di sini, karena aku tidak ingin melewati indahnya hari ini. Karena hari ini menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan dan selalu tersimpan dalam memory

#30DWCJilid12 #Day9

Rabu, 28 Maret 2018

5 Hal Ini Menyadarkanmu Akan Sosok Sahabat yang Sesungguhnya

Sumber gambar : pembuatkata.blogspot.com



Siapa yang nggak punya sahabat di dunia ini? Pasti punya kan? Mustahil deh, selama beberapa tahun memijakkan kaki di bumi, kamu tidak pernah berhubungan dengan orang lain. Apalagi memiliki teman baik di keseharianmu. Memiliki sahabat adalah hal yang paling terindah yang pernah ada di dunia. Nggak percaya? Coba deh, simak beberapa hal berikut ini, yang akan menyadarkanmu mengenai sosok sahabat.
Teman Asyik Diajak Ngobrol
Sahabat itu adalah teman yang asyik diajak ngobrol. Topik apapun berasa asyik kalau sudah ketemu waktu yang pas. Mulai dari topik teman SMA yang rambutnya licin kayak selancar salju, tetangga yang baru beliin mobil keluaran terbaru, sampai si doi yang nggak peka-peka dengan kode. Pokoknya seru deh kalau sudah ngobrol bareng sahabat. Dijamin kamu nggak bakalan kehabisan topik pembicaraan, guys.
Keluarga Tidak Sedarah
Sahabat itu bisa dikatakan selalu ada di saat kita butuh. Baik itu dalam keadaan terpuruk maupun terbahagia sekali pun. Dia selalu datang untuk memberikan uluran tangan, mengusap air mata, merangkul, bahkan tertawa bersama-sama. Saling support adalah hal yang mungkin sudah biasa dirasakan saat kamu memiliki sahabat sejati. Karena perannya yang begitu banyak, dia pun layak diberi gelar keluarga tidak sedarah.
Teman Hangout Bareng
Guys, jika kamu memiliki sahabat yang bisa diajak hangout bareng, selamat! Kamu beruntung, guys! Sahabat itu memang manusia paling asyik deh yang bisa diajak hangout ke mana aja. Jalan bareng ke mall, jogging bareng buat ngurusin badan, atau hangout ke tempat baru yang bisa dijadikan tempat ngobrol asyik. Pokoknya, menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal gila dan konyol lainnya. Kamu juga bisa loh merencanakan perjalanan ke suatu tempat bersama sahabat. Yup! Travelling.
Teman Berantem yang Gokil
Selengket apapun kamu dengan sahabat, pasti pernah berantem karena hal yang sepele. Meski sering berantem, kamu jadi tahu bagaimana cara untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa. Kalian pun jadi tidak betah berlama-lama untuk tidak saling tegur sapa. Sadar bahwa hal sepele yang membuat hubungan persahabatan menjadi renggang, karena komunikasi yang jarang. 
Perannya Seperti Sosok Ibu
Saat kamu berada pada posisi terendahmu, sosok sahabat datang memberikan uluran tangan dan membantumu berdiri kembali. Sosoknya seperti Ibu yang mengomeli, menasihati, maupun mengayomi. Kamu seperti anaknya yang tidak boleh ada orang lain yang menyakitimu. Itulah sahabat sejati, yang sosoknya seperti Ibu pengganti.

Nah, sudah tahu kan beberapa hal yang menyadarkanmu akan sosok sahabat? Poin satu dari lima, mana yang paling membuatmu terkesan? Jika jawabanmu semuanya, maka jaga sahabatmu mulai sekarang. Jangan sampai hilang dari pelukanmu, guys!


#30DWCJilid12 #Day7

Selasa, 27 Maret 2018

Ide Buntu!, Bondan Prakoso : Hidup Berawal dari Mimpi

Sumber gambar : hepwee.com


Saat di mana otak buntu, tidak bisa diajak kompromi. Seolah ide tidak ada lagi. Aku pun seperti hilang semangat tidak ada gairah diri. 

Malam ini terasa ada yang aneh dengan diriku. Tidak seperti biasanya aku buntu dalam memikirkan sesuatu untuk ide tulisanku. 

"Hufh! Aku nggak tahu harus nulis apa lagi?" Keluhku.

Kucoba memainkan tombol keyword ponselku. Menuliskan satu kata demi kata agar tercipta sebuah tulisan baru. Namun, baru satu kata aku memulainya, aku sudah tidak tahu lagi bagaimana untuk melanjutkan kata selanjutnya.

"Kenapa begitu sulit!? Sejak tadi kamu belum menuliskan apa-apa." Kataku pada diri sendiri dengan kesal.

Di atas tempat tidurku, aku berusaha mencari posisi paling nyaman, berharap ide itu segera muncul. Mulai dari baring ke sebelah kiri sambil ponsel tetap kugenggam, berusaha mengetikkan satu kata agar tercipta sebuah cerita. Namun, tidak jua ada. Kubaringkan badan ke sebelah kanan lagi, berharap ide itu segera muncul. Kucoba mengetikkan satu kata, yaitu musik.

"Musik, aku menyukainya... ." Jemari tanganku terhenti seketika memencet tombol keyword ponselku.

Hey! Musik? Aku pun segera mengambil posisi duduk di atas tempat tidur. Kuambil earphone dan segera kusetel sebuah lagu. Sepertinya Tuhan tahu bagaimana aku bisa memunculkan sebuah ide dari kepalaku. Kusetel sebuah lagu yang mampu membangkitkan gairah semangatku.

".... Tinta yang keluar dari dalam pena. Berirama dengan apa yang kurasa. Dalam hati ini ingin kuubah semua. Kehidupan monoton penuh luka putus asa... ." Lagu milik Bondan Prakoso berjudul Hidup Berawal dari Mimpi ini menemani malamku bersama ide yang masih tidak kunjung ketemu.

Wah, enak juga ya lagu ini didengar. Musiknya bikin semangat. Tanpa sengaja tanganku mulai mengetikkan kata perkata membentuk setengah cerita. Badanku pun bergoyang mengikuti irama musik lagu yang kusetel. Irama musik rap-nya begitu asyik.

"... Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi. Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi. Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi. Senang bahagia, hingga kelak kau mati... ." Lagunya masih berputar.

Wow!!! Aku merasa bagian dari lirik ini pas banget dengan kondisiku saat ini. Untuk mewujudkan apa yang kita inginkan, memang semua berawal dari mimpi. Mimpi-mimpi tersebut harus digantung setinggi langit. Jangan cuma digantung, tapi harus berusaha untuk mewujudkannya. 

Jangan hanya sibuk bermimpi tapi tidak mau berusaha untuk mewujudkannya. Kalau hanya sekedar bermimpi saja, maka tidur pun cukup. Tidak perlu digantung setinggi langit. Kan capek kalau harus panjat langitnya. Yang pasti, apa yang kita inginkan, harus disertai dengan doa dan kerja keras. Bermimpilah dan berusaha wujudkan impian tersebut hingga kamu tidak mampu lagi untuk mewujudkannya.

Kalau kata bung Karno : "bermimpilah setinggi langit, jika kamu terjatuh, maka kamu terjatuh di antara bintang-bintang".

Kembali lagi ke tulisanku yang belum selesai. Masih setengah cerita belum ada titik temunya. Lagu yang kusetel pun masih terus berputar menunggu waktu habisnya. Musiknya yang enak didengar, perlahan-lahan membawaku ke alam mimpi, bertemu bersama sang bintang-bintang di langit sana.

#30DWCJilid12 #Day6

Senin, 26 Maret 2018

Cinta Ini Tidaklah Dosa, Karena Cinta Tidak Bisa Memilih Kepada Siapa Ia Jatuh

Sumber gambar : kaskus.co.id

Mencintaimu itu tidak salah. Siapa yang berani mengatakan dan menghakimi, bahwa mencintaimu itu adalah hal yang salah? Cinta ini tidak salah. Pun aku tidak bersalah dalam hal ini, karena cinta tidak bisa memilih kepada siapa ia jatuh. 

Aku tidak pernah memikirkan jika aku mencintaimu pada akhirnya. Awalnya aku merasa biasa-biasa saja. Namun, semakin hari semakin membuat hati menjadi ada rasa. Aku tidak pernah berpikir bahwa aku ternyata tengah jatuh cinta. Ya! Jatuh cinta kepadamu. 

Itulah cinta. Tidak bisa memilih kepada siapa ia jatuh. Cinta begitu unik. Di mana status, fisik, dan pangkat, tidak ada artinya lagi saat cinta tengah menjerat hati anak manusia. 

Aku yang jatuh cinta kepadamu, seorang laki-laki yang telah memiliki pasangan kekasih. Kharisma dan kebaikan yang kamu miliki, membuatku jatuh hati. 

"Hey, Keyla! Sadarlah! Dia sudah memiliki pasangan kekasih." Kataku pada diri sendiri.

Namun, apakah aku berdosa jika aku mencintainya? Aku hanya mencintainya. Itu saja. Jika kamu berkata bahwa cinta ini salah, karena dia adalah laki-laki yang telah memiliki kekasih, maka kujawab, kamu salah. Mencintainya itu tidak berarti bahwa aku harus memilikinya. Mungkin benar dan sangat tepat sekali jika ada yang mengatakan bahwa cinta tidak harus memiliki. 

"Oke. Cinta itu tidak harus memiliki, Key. Jika kamu mencintainya, cintailah saja. Jatuh cinta itu tidaklah dosa." Kataku lagi pada diri sendiri.

Aku berhak jatuh cinta. Bisa jadi kepada dirimu. Jika aku mencintainya, laki-laki yang sudah memiliki pasangan kekasih, so what!? Kubilang sekali lagi. Cinta ini tidaklah salah. Jatuh cinta tidaklah dosa. Dan cinta tidak bisa memilih kepada siapa ia jatuh. 

Namun, aku juga mengetahui mana yang baik dan tidak baik bagi kehidupanku di masa depan. Aku juga tidak ingin membangun kebahagiaan di atas penderitaan orang lain. Maka, aku menjadi pengendali atas diriku sendiri, bukan cinta itu sendiri. Aku tidak mau cinta buta. 

Jika kamu dan dia masih berstatus pasangan kekasih, bolehkah aku menikungmu dalam sepertiga malamku? Hey! Dia juga belum tentu jodohmu. Janur kuning depan rumahmu juga belum melengkung. Maka, aku punya kesempatan untuk merebutmu darinya. Tidak dosa kan? 

#30DWCJilid10 #Day5

Minggu, 25 Maret 2018

Persiapan : Bukuku yang Terbit Di Dunia dan Di Akhirat

Sumber gambar : kaltim.tribunnews.com


Kehidupan ini ibarat kertas kosong. Putih, bersih, dan belum terisi. Saat kamu lahir ke dunia pun, kamu dalam keadaan suci, bersih, dan belum ternoda. Kamu lahir bagaikan sebuah kertas kosong yang putih, bersih, dan belum terisi. Kedua orang tua dan keluarga memiliki peran untuk mengisi tiap lembar kertas kosong tersebut. Menanamkan sejak dini konsep-konsep yang baik, agar anak kelak menjadi terarah dan tidak melenceng dari aturan yang baik dan benar. 

Saat kita semakin hari semakin tumbuh menjadi dewasa, maka perlahan-lahan peran kedua orang tua tidaklah se-intens saat kita masih anak-anak. Saat dewasa, kita memiliki tugas dan tanggung jawab akan kehidupan kita sendiri. Jika sewaktu anak-anak, kita terlahir sebagai kertas kosong yang siap menjadi coretan pena kedua orang tua, maka saat dewasa, tibalah saatnya kita menjadi pena bagi kertas kehidupan kita sendiri.

Baik buruknya hidupmu, tergantung bagaimana peranmu mengisi kertas kehidupanmu. Jika kamu ingin kehidupan yang baik, maka tuliskanlah hal-hal yang baik di dalam tiap lembar kertas kehidupanmu. Isilah dengan hal-hal yang positif. Namun, jika kamu menuliskan hal-hal yang buruk, maka buruklah tulisan di tiap lembar kertas kehidupanmu.

Ingat, hidup di dunia ini hanya sekali. Tidak bisa diulang kembali. Akan lebih bermanfaat jika kamu dapat menggunakan waktu dengan sebaik mungkin. Bisa saja, hal-hal yang sudah kamu tuliskan dalam tiap lembar kertas kehidupanmu, tidak dapat dihapus kembali. Namun, kamu tentu dapat mengganti lembar kertas yang penuh coretan tinta merah, dengan lembaran yang baru. Dan harus diingat, bahwa tiap lembar kertas tersebut tidaklah dengan mudah bisa diganti. Karena kertas kehidupan pun, jumlahnya terbatas. Hanya tersedia beberapa halaman. Jadi, bagaimana kamu bisa menggunakan waktu hidup di dunia, untuk mengisinya dengan hal-hal yang baik. 

Kelak, kumpulan kertas tersebut, terkumpul menjadi sebuah buku amal yang dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Siapkan dirimu. Tulisan apa yang akan kamu goreskan pada kertas kehidupanmu, agar terbit sebuah buku yang dapat menjadi amal di dunia dan di akhirat?

Seperti halnya aku, yang mencoba mengisi tiap lembar kertas kehidupanku dengan hal-hal yang positif. Mengisinya dengan fokus belajar, mengerjakan hoby menulis, mengikuti kegiatan di kampus, dan kegiatan positif lainnya.

Contohnya saja, salah satu hoby yang aku sukai adalah menulis. Memasuki awal tahun 2018, aku mempunyai resolusi, jika aku ingin membuat sebuah buku pribadi, minimal membuat buku antologi. Siapa sangka, jika resolusi tersebut benar-benar terkabul oleh Tuhan. Buku antologi pertamaku bersama fighter terpilih 30DWCJilid10 yang menulis 30 hari nonstop, berjudul Pena, Kertas, dan buku, terbit. 

Buku ini bukuku yang terbit di dunia. Kelak, dengan adanya buku ini, menjadi motivasi untukku dalam berkarya dan menjadi lebih baik lagi. Ini menjadi pijakan bagiku untuk terus belajar dan belajar tanpa henti, agar tetap naik kelas. Semoga saja, apa-apa yang telah kutuliskan pada tiap lembar kertas kehidupanku, menjadi karya sebuah amal bagiku di dunia dan di akhirat. 

#30DWCJilid12 #Day4

Sabtu, 24 Maret 2018

Beberapa Ujian dalam Hidupmu, Mengajarkan 6 Hal Ini! Poin 5 Masih Jarang Dilakukan!

sumber gambar : tren.co.id

Pernah nggak sih kamu berpikir, kenapa Tuhan memberikan ujian dalam hidup manusia? Yup! Jawabannya karena Tuhan sayang pada umat-Nya. Bagi kamu yang saat ini sedang berada pada posisi paling terendah dalam hidup, jangan pernah patah semangat. Tuhan memberikan ujian padamu, agar kamu memahami beberapa hal yang dapat kamu jadikan pelajaran ke depannya. 

Lebih Kuat Mental
Ujian yang Tuhan berikan dalam hidupmu, akan membuat mentalmu lebih kuat. Berbagai hal yang terjadi, baik itu dalam keadaan paling menyakitkan sekali pun, kamu akan tetap mampu melaluinya. Hal itulah yang membuat mentalmu menjadi lebih kuat dan tidak mudah melemah saat kamu menemui ujian selanjutnya, guys.

Lebih Tegar dan Kuat
Berbagai ujian yang datang dalam hidupmu, akan membuat dirimu lebih tegar dan kuat dalam menjalani hidupmu. Kamu tidak akan mudah menyerah begitu saja dengan ujian yang diberikan Tuhan padamu. Semampumu  kamu akan tetap bertahan dan menjalani hidupmu dengan bahagia.

Lebih Bersabar
Guys, kunci dari berbagai ujian yang kamu hadapi dalam hidup adalah sabar. Seberapa banyak pun ujian yang datang menghampiri, kamu tetap mampu menerimanya dengan hati yang lapang. Rasa sabar yang kamu miliki, akan membuatmu tidak mudah menyerah dalam menghadapi ujian hidup. 

Memperbaiki Diri Ke Depannya
Adakalanya ujian yang Tuhan berikan padamu, untuk membuatmu menjadi manusia yang lebih baik lagi ke depannya, guys. Namun, tergantung bagaimana kamu menghadapi ujian tersebut. Jika kamu berpikir positif, maka kamu dapat mengambil hal-hal baik dari ujian yang kamu dapatkan dalam hidupmu, meski itu hal menyakitkan sekali pun.

Mendekatkan Diri Pada Tuhan
Sudah berapa jauh diri kita dari Tuhan? Jika jawabannya sudah sangat jauh, maka ujian yang datang dalam hidupmu, pasti memiliki tujuan tertentu. Tuhan mungkin mengirimkan beberapa ujian untukmu, sekedar menegur agar kamu lebih dekat pada-Nya. Jikalau pun, kita merasa bahwa sudah melakukan hal baik dalam hidup, namun tetap diuji, maka boleh jadi Tuhan menguji ketulusan hati yang kamu miliki. So, ujian yang ada jangan membuat dirimu semakin jauh dari Tuhan, guys. Apalagi jangan sampai hanya mengeluh dan menyalahkan Tuhan.

Naik Kelas Kehidupan
Seperti halnya ujian di sekolah, maka ujian di dalam kehidupan juga diperlukan agar naik kelas. Setiap dari diri kita, tentu tidak ingin berada pada kehidupan yang sama kan? Perlu adanya ujian, agar hidup lebih berwarna. Agar kita mengerti bahwa untuk berada pada level selanjutnya, manusia membutuhkan ujian di dalam hidupnya. Entah itu dengan datangnya masalah, kegagalan, penderitaan, dan lain sebagainya. Tinggal bagaimana kamu menyiapkan diri agar mampu melewati ujian tersebut, guys.

Nah, sudah tahu kan kenapa Tuhan memberikan ujian kepada umat manusia? Jawabannya, agar kita mengetahui ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari ujian tersebut. So, jangan patah semangat, guys!


#30DWCJilid12 #Day3

Jumat, 23 Maret 2018

Ribuan Pasukan Rintik Hujan, Membawa Misi dari Langit

Sumber : jogja.tribunnews.com

Hujan mengguyur kota ini tanpa permisi. Seolah dia datang dengan pasukan rintiknya membasahi bumi yang telah lama disinggahi oleh musim kemarau. Kedatangannya sebagai pengobat rindu, karena bumi ini yang kian hari suhunya semakin panas, boleh jadi akibat ulah manusia sendiri. 

Berbagai macam sampah berserakan di mana-mana, tidak terkecuali sungai dan laut yang merupakan sumber penghidupan manusia. Udara sudah tidak lagi murni karena kini telah tercampur dengan berbagai macam polusi. Gedung-gedung pencakar langit, seperti enggan memberikan ruang pada pepohonan hijau nan rindang untuk mengisi bumi ini dengan udara bersih. 

Pantas saja, baik hujan ataupun kemarau sudah tidak dapat diprediksi lagi. Mereka seolah semau-maunya datang ke bumi ini, membuat bimbang umat manusia yang sudah terlalu serakah dan jahat terhadap bumi tercinta. Kadang-kadang, kemarau lebih suka menetap di bumi, untuk sekedar membantu manusia agar dapat menggunakan jasanya untuk menjemur pakaian, menjemur padi, mendapatkan vitamin D dari sinar matahari yang menyinari tubuh, dan masih banyak lagi. Namun, kedatangannya tidak selalu membuat manusia senang. Seringkali membuat manusia mengeluh. Karena cuaca menjadi panas, kulit menjadi terbakar, tanah menjadi tandus, petani tidak bisa bercocok tanam karena air irigasi yang mulai mengering, pohon-pohon menjadi mati, hutan menjadi terbakar, dan beberapa dampak lainnya.

Kini, ribuan pasukan rintik hujan yang turun, sepertinya sangat bahagia mendapatkan misi dari langit untuk membawa kabar gembira bagi umat manusia. Kabar di mana manusia akan melihat tanahnya yang tandus mulai basah kembali. Sumber mata air yang sudah lama tidak muncul ke permukaan, kini mengalir dengan deras. Tumbuh-tumbuhan yang hampir mati karena dahaga, kini memperoleh kembali kekuatannya untuk tetap hidup. Namun, lagi-lagi kedatangan hujan tidak juga membuat manusia senang.

Ada saja manusia yang menghujat kedatangannya. Hujan menjadi tidak diinginkan saat ribuan pasukannya mengganggu aktivitas mereka. Mereka menjadi khawatir saat hujan berubah menjadi ganas. Banjir di mana-mana. Beberapa rumah tenggelam. Longsor menimbun harta benda. Beberapa nyawa menjadi korban. 

Mungkin, hujan yang tadinya menjadi berkah bagi umat manusia, kini menjadi bencana bagi mereka. Bukankah semua terjadi karena ulah manusia sendiri? Sudah sepatutnya kita bersyukur dengan kedatangan hujan yang membawa misi dari langit. Sambutlah dia dengan gembira, sebelum kemarau berkunjung kembali. 

Bumi ini sudah tua usianya, meski aku belum mengetahui sejak kapan bumi ini ada. Yang pasti, dia ada sebelum aku ada. Sudah sepatutnya kita mulai melakukan perubahan. Menjaga bumi ini agar tetap terawat dan tidak cepat punah. Bumi ini harus tetap ada dan terawat, agar menjadi warisan bagi anak cucu kita.

#30DWCJilid12 #Day2 

Kamis, 22 Maret 2018

Gembok Terbaik

Sumber : capslocknet.com

Aku bahagia karena hari ini aku masih menghirup udara. Mendapati diri masih menapakkan kaki di atas tanah. Melihat indahnya dunia yang diciptakan oleh Maha Kuasa.

Mungkin, kejadian yang menimpa diriku hari itu, tidak dapat dilupakan. Trauma? Mungkin tidak juga. Aku tidak bisa menyebutnya trauma. Karena aku percaya, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tidak patut dijadikan sebagai rasa takut untuk menjalani hidup kembali.

Kalau aku ingat apa yang terjadi saat itu, mungkin hanya karena aku baru pertama kali merasakan kejadian 'luar biasa' tersebut dalam hidupku. Ya! Hari di mana aku harus menerima kenyataan bahwa jalinan kasih kita putus di tengah jalan. 

"Karin, maaf, kita sudah tidak bisa lagi menjalani hubungan ini". Jelasnya padaku dengan tatapan yang menatap lurus ke arah bola mataku.

Saat kamu mengucapkan kata-kata itu, aku tertegun, dunia serasa berhenti dan langit serasa runtuh seketika. Untuk beberapa saat, aku mulai memberanikan diri untuk bertanya padamu.

"Mengapa?" Tanyaku padanya.

Kamu pun seolah tidak bisa menjelaskan kepadaku apa alasannya. Kamu terlihat memikirkan jawaban apa yang ingin kamu berikan padaku.

"Rin... Kamu terlalu baik buat aku. Aku merasa tidak pantas memiliki wanita sebaik kamu." Jawabnya.

Kamu bilang, kamu tidak pantas bagiku. Aku wanita yang terlalu baik bagimu. Oke, aku tidak memahami mengapa kamu menjadikan itu sebagai alasan untuk mengakhiri hubungan kita.

Laki-laki macam apa yang mengakhiri sebuah hubungan dengan alasan yang menurutku tidak masuk akal? Namun dengan senyuman, aku menerima keputusanmu. Aku tidak akan merengek meminta agar hubungan kita tetap terjalin. Melepaskanmu adalah hal yang tepat, wahai laki-laki yang tidak pantas untuk menjadi bagian dalam hidupku.

Kamu membuktikan, bahwa benar adanya sebuah perkataan, bahwa laki-laki yang baik-baik untuk wanita yang baik-baik, begitu pula sebaliknya. Dan saat itu aku merasakan kamu memang tidak pantas untukku. Kehilanganmu tidak membuatku sedih sedikit pun. Justru adanya kejadian itu, Tuhan sayang padaku karena telah menunjukkan mana yang terbaik bagi kehidupanku. Seperti yang aku bilang, kehilanganmu tidak membuat aku mati. Aku masih bahagia dengan hidupku, karena hari ini aku masih menghirup udara. Mendapati diri masih menapakkan kaki di atas tanah. Melihat indahnya dunia yang diciptakan oleh Maha Kuasa.

Hidupku akan terus berlanjut dengan hati yang kini telah kugembok dengan gembok terbaik yang tidak dijual di belahan bumi mana pun. Dan kuncinya sudah kubuang ke dalam lautan luas, agar tidak ada satu pun yang mudah memasuki ruang hatiku yang berharga. Kini, hati ini aku jaga dengan sebaik-baiknya perasaan. Ruangnya hanya untuk laki-laki spesial yang tepat yang namanya telah ditulis di Lauhul Mahfudz, bahkan sebelum aku lahir di muka bumi. 

#30DWCJilid12 #Day 1

Jumat, 09 Maret 2018

Come on! Takdirmu Sudah Dimulai

takdir-hidup (sumber : islamkafah.com)

Aku percaya bahwa apa yang terjadi padaku hari ini, kemarin, besok, adalah bentuk dari rencana Tuhan dalam hidupku. Aku tidak pernah menyesal karena sesuatu telah terjadi dalam hidupku, baik itu rasa sedih, marah, maupun kecewa. Seperti halnya aku yang lahir dari rahim Ibuku, aku tidak pernah menyesali sedikit pun meski keadaan mungkin membuatku akan berpikir seperti itu. Namun, untuk sampai detik ini, aku tidak pernah membiarkan pikiranku terlalu liar sejauh itu.

Masa depan, jodoh, maut, dan rizki, tidak akan pernah ada yang tahu. Aku hanya menjalankan apa yang harus aku jalankan saat ini. Urusan masa depan, biar Tuhan yang atur. Aku tidak punya hak untuk cemas dan khawatir akan hal itu. Sebab, yakin bahwa Tuhan sudah menuliskan segalanya di atas sana yang bernama 'Lauhul Mahfudz'. Jadi, perasaan itu kubuang jauh-jauh untuk lebih memilih menjalankan hari-hari dengan perasaan senang dan pikiran yang positif serta optimis.

Hei, kamu tahu apa yang paling kutakutkan di dunia ini? Yaitu 'perubahan'. Aku takut, waktu semakin lama semakin berlalu, dan semua akan berubah meninggalkan perbedaan, namun aku tetap sama dari diriku yang dulu. Aku takut, mereka semakin jauh meninggalkan aku. 

Namun kurasa, perubahan memang perlu untuk membuat diri lebih berani menghadapi dunia, untuk membuat diri lebih berani mengambil langkah, untuk membuat diri tidak jatuh pada kesalahan yang sama, untuk membuat diri bisa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Apa yang terjadi padaku hari ini, aku menganggapnya sebagai suatu langkah perubahan yang kuambil untuk membuat aku lebih berani dalam menghadapi dunia. Jujur, detik saat aku sampai menggerakkan penaku pada paragraf ini, aku masih bertanya-tanya akan rencana Tuhan yang begitu misterius. Aku termasuk orang yang sering dan banyak bertanya pada diri sendiri. Entah itu tentang apa yang terjadi hari ini, saat aku menemui beberapa orang yang tidak sepaham denganku, saat aku bisa sampai di suatu tempat dengan keingintahuanku akan hal itu, dan masih banyak hal yang selalu membuatku ingin bertanya. 

"Oh Tuhan, apakah aku ada di tempat ini karena aku tersesat?" Tanyaku pada diri sendiri.

Iya, aku bisa sampai berpikir bahwa aku sedang tersesat jika aku sudah sampai di batas aku tidak bisa lagi memahami akan takdir Tuhan padaku.

"Hei, Lin, kamu nggak tersesat. Kamu ada di sini, karena suatu hal yang Tuhan rencanakan untukmu." Lanjutku dalam hati.

Iya, aku paling percaya bahwa apa yang terjadi dalam hidupku, adalah bagian dari rencana Tuhan. Mungkin, aku tidak harus mengerti dan memahami bagian perbagian dari rencana itu, sebab aku juga tidak memiliki kemampuan untuk hal itu. 

"Jika bukan tersesat, lalu apakah ini suatu kebetulan?" Tanyaku pada diri sendiri dengan rasa penasaran yang semakin memuncak.

Kebetulan? Tidak. Mungkin saja. Ah, tidak. Tidak ada kebetulan di dunia ini. Bagian perbagian yang dituliskan Tuhan pada lembar kertas kehidupanku, yang disebut Lauhul Mahfudz, yang kalau aku bisa menyebutnya, itu adalah 'Takdir', sudah ditetapkan sebelum aku ada di bumi.

"Takdir? Jika ini takdir, aku akan percaya." Ucapku pada diri sendiri. 

Takdir adalah suatu hal yang pasti terjadi pada umat manusia. Namun, setahuku ada takdir yang bisa dirubah, dan ada takdir yang tidak bisa dirubah. Aku tidak akan membahasnya lebih jauh lagi, karena itu bukan keahlianku. 

Hingga detik ini, butuh waktu yang sangat lama bagiku untuk mengerti dan memahami hal yang terjadi dalam hidupku. Seperti yang kamu tahu, aku orang yang selalu banyak bertanya pada diri sendiri. Bahkan ketika memutuskan sesuatu, butuh waktu yang cukup lama bagiku untuk menimbang baik buruknya hal itu. 

"Apa aku harus datang ke sini?" Tanyaku pada diri sendiri.

"Tapi, kenapa aku harus datang ke sini? Jika tanpa aku, semua akan baik-baik saja. Toh, bisa saja bagiku untuk berbohong, kalau aku tidak bisa datang karena suatu hal lain. Jika aku tidak datang, mau apa mereka?" Lanjutku menggerutu dalam hati.

Ya! Tidak akan pernah habis pertanyaan demi pertanyaan yang kuajukan pada diri sendiri. Mungkin, diri ini pun tidak tahu jawabannya apa. Bahkan kamu pun tidak mengerti apa yang kulakukan. Kamu bisa mengatakan kalau aku ini sudah tidak waras. Namun, setidaknya aku menyukai saat aku selalu memberi pertanyaan pada diriku sendiri, yang pada akhirnya aku mencoba untuk menjawab semua pertanyaan konyolku itu, yang kalau aku bilang aku punya kekuatan tersendiri dari dalam diriku, yang kalau aku bilang aku punya penasihat yang ada dalam diriku, yang kalau aku bilang aku punya teman yang asyik untuk diajak ngobrol, tidak lain tidak bukan, yaitu diri sendiri.

Aku selalu mengatakan pada diriku sendiri bahwa mencoba untuk sedikit lebih berani itu tidaklah buruk, bahwa mencoba untuk sedikit lebih berani itu lebih baik daripada terlihat seperti seorang pengecut, bahwa mencoba suatu hal yang baru itu tidaklah susah. 

Ayolah, ini duniamu. Ini tempatmu. Setidaknya, langkah kecil yang kau lakukan hari ini menentukan bagaimana dirimu di masa depan. Biarkan yang terjadi hari ini terjadi, karena tidak ada kesempatan untuk mengelak. Tidak ada alasan untuk tidak melakukan. Tidak ada pilihan selain kau harus memilih. Come on! Takdirmu sudah dimulai dan biarkan perubahan itu membawamu pergi keluar ke dimensi yang berbeda.